Saat ini seringkali kita menemui banyak perbuatan yang tidak mencerminkan akhidah islam. Meski memiliki islam sebagai agamanya namun tidak semua umat Nabi Muhammad SAW ini menerapkan perintah sang pencipta dan sunnah Nabi. Mengapa demikian ? Urusan dunia terlihat begitu fana namun masih banyak yang mengejarnya. Daripada menjaga iman dan islamnya kepada sang khalik dengan menyambungkan hubungan hati dengan pencipta , seringkali kita jumpai saudara-saudara kita yang masih mengejar dunia daripada akhirat.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya pada tubuh itu terdapat segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah tubuh itu seluruhnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah tubuh itu seluruhnya. Ketahuilah, ia adalah hati”. (HR. Muslim).
Lantas, bagaimana umat muslim menyambung hubungan hati dengan Allah Subhanallahu Wa Ta’ala?
Pertama, Kenali Allah Subhanallhu W Ta’ala
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah berfirman, “Aku tergantung prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku pada dirinya, maka akan Kuingat dirinya dalam diri-Ku. Dan jika dia mengingat-Ku dikeramaian, maka akan kuingat dirinya dalam keramaian yang lebih baik dari aku. Jika dia mendekat pada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat padanya sehasta. Dan jika ia mendekati-Ku dengan berjalan, aku akan mendatanginya dengan berlari”. (HR. Muslim).
Bagaimana jika kita ingin membangun hubungan dengan seseorang yang tidak kita ketahui? Allah memberikan kita banyak cara untuk melakukannya, salah satunya melalui Al Qur’an. Cara lain untuk mengenal-Nya adalah dengan menghabiskan waktu untuk belajar dan merenungi nama – nama Nya yang kita pelajari dari Al – Qur’an dan Sunnah.
Kedua, Bersungguh – sungguh berharap Rahmat-Nya.
Sumber : alfatihlipia