Hamzah Washal dan Contohnya

Hamzah Washal dan Contohnya

Hamzah washal merupakan alif yang terletak pada awal suatu ayat. Lalu, bagaimanakah cara membacanya? Simak uraian berikut sampai habis ya.

Pengertian Hamzah Washal

Kamu dapat mengatakan sebuah bacaan merupakan hamzah washal, jika :

Anda menemukan alif yang terletak di awal kata tanpa ada tanda baca. Kamu wajib membaca alif itu ketika berada di awal kalimat. Tetapi, kamu wajib mengabaikan ketika alif itu berada di tengah kalimat.

Cara Membaca Hamzah Washal

Kita dapat membaca hamzah washal dengan beberapa cara, yaitu :

1.Fathah

Kita dapat membaca dengan harakat fathah, jika:

a.Anda bertemu hamzah washal pada alif lam ta’rif (ال). Contoh:

ٱلْحَمْدُ لِلّٰه dibaca اَلْحَمْدُ لِلّٰه

b.Hamzah istifham masuk pada hamzah washal. Maka, hamzah washal dibuang.Sehingga, yang ditulis dan yang kamu baca hanya hamzah istifham. Hal ini agar, huruf mati yang mengikutinya dapat dibaca.

contoh :

وَقَا لُوْا لَنْ تَمَسَّنَا النَّا رُ اِلَّاۤ اَيَّا مًا مَّعْدُوْدَةً ۗ قُلْ اَتَّخَذْتُمْ عِنْدَ اللّٰهِ عَهْدًا فَلَنْ يُّخْلِفَ اللّٰهُ عَهْدَهٗۤ اَمْ تَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

wa qooluu lang tamassanan-naaru illaaa ayyaamam ma’duudah, qul attakhoztum ‘ingdallohi ‘ahdang fa lay yukhlifallohu ‘ahdahuuu am taquuluuna ‘alallohi maa laa ta’lamuun”Dan mereka berkata,

“Neraka tidak akan menyentuh kami kecuali beberapa hari saja.” Katakanlah, “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, ataukah kamu mengatakan tentang Allah, sesuatu yang tidak kamu ketahui?””(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 80)

Bacaan tersebut adalah bacaan yang hamzah washalnya telah dibuang teman-teman. Nah, berikut ini bacaan sebelum dibuang.

أَاِتَّخَذْتُمْ

c.Hamzah istifham dan hamzah washal, keduanya tetap dipertahankan. Tetapi, dengan syarat setelah hamzah tersebut merupakan huruf lam. Lalu, ketika kamu bisa membacanya menggunakan dua cara, yakni:Tashil baina baina (تسهيل بين بين), yaitu membaca dengan bunyi antara huruf hamzah dan alif tanpa mad. Serta, mengganti dengan huruf mad yang dibaca dalam ukuran panjang enam harakat.

Contoh :

ثَمٰنِيَةَ اَزْوَا جٍ ۚ مِنَ الضَّأْنِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْمَعْزِ اثْنَيْنِ ۗ قُلْ ءٰۤالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ اَمِ الْاُ نْثَيَيْنِ اَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ اَرْحَا مُ الْاُ نْثَيَيْنِ ۗ نَـبِّـئُــوْنِيْ بِعِلْمٍ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ 
samaaniyata azwaaj, minadh-dho-nisnaini wa minal-ma’zisnaiin, qul aaaz-zakaroini harroma amil-ungsayaini ammasytamalat ‘alaihi ar-haamul-ungsayaiin, nabbi-uunii bi’ilmin ing kungtum shoodiqiin

“Ada delapan hewan ternak yang berpasangan (empat pasang); sepasang domba dan sepasang kambing. Katakanlah, “Apakah yang diharamkan Allah dua yang jantan atau dua yang betina atau yang ada dalam kandungan kedua betinanya? Terangkanlah kepadaku berdasar pengetahuan jika kamu orang yang benar.””
(QS. Al-An’am 6: Ayat 143)

2.Dlummah
Kita dapat membaca dengan harakat dlummah, jika:

a.hamzah washal berada pada fiil amr tsulatsiy (kata kerja perintah) dan huruf ketiga dari fiil amr tersebut berharakat dlummah. Contoh: 

اُدْعُ

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيْلِ رَبِّكَ

b.apabila ia berada pada fiil mabni majhul.

Contoh:

ابْتُلِيَ

اسْتُهْزِئَ

اسْتُحْفِظُوْا

3.Kasrah

Kita dapat membaca dengan harakat kasrah, jika:

a.hamzah washal berada pada fiil amr tsulatsiy, khumasiy, atau sudasiy yang huruf ketiganya berharakat fathah atau kasrah. Contoh :

اِهْدِنَا الصِّرَا طَ الْمُسْتَقِيْمَ 

ihdinash-shiroothol-mustaqiim

“Tunjukilah kami jalan yang lurus,”(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 6)

اِذْهَبْ بِّكِتٰبِيْ هٰذَا فَاَ لْقِهْ اِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَا نْظُرْ مَا ذَا يَرْجِعُوْنَ

iz-hab bikitaabii haazaa fa alqih ilaihim summa tawalla ‘an-hum fangzhur maazaa yarji’uun

“Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.””(QS. An-Naml 27: Ayat 28)

Hamzah washal
Gambar : Al-qur’an Indonesia
b.Apabila ia ada pada isim yang secara hukum sima’iy memiliki hamzah washal. Keadaan ini khusus hanya terdapat pada tujuh isim nakirah. Salah satu tujuh isim nakirah tersebut yakni:

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَ عْلَى 

sabbihisma robbikal-a’laa

“Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi,”(QS. Al-A’la 87: Ayat 1)

c.Apabila kamu bertemu hamzah terdapat pada fiil madli atau mashdar dari fiil khumasiy dan sudasiy maka ia adalah hamzah washal (fiil amr dari fiil ini juga dibaca kasrah hamzah washal-nya namun sudah dibahas pada poin pertama).

Contoh untuk fiil madli khumasiy adalah

ٱقْتَرَبَتْ

Contoh untuk mashdar khumasiy adalah

ٱبْتِغَآءً

ٱفْتِرَآءً

Contoh untuk fiil madli sudasiy adalah

ٱسْتَغْفَرَ

Contoh untuk mashdar sudasiy adalah

ٱسْتِكْبَارًا

Nah, sekian sedikit ilmu mengenai hamzah washal yang bisa saya bagikan. Semoga ilmu ini bermanfaat bagi sobat SyariHub sekalian.

Bagi sobat SyariHub yang masih mengalami kesulitan dalam memahami hamzah washal maupun ilmu tajwid lainnya meskipun sudah membaca. Tenang !! SyariHub menyediakan layanan belajar mengaji online untuk segala usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Guru mengaji lulus dari pesantren dan bersertifikasi yang tentunya ramah. Sehingga, pembelajaran Al-Qur’an menjadi berkualitas dan lebih menyenangkan.