Pengertian Isim dan Fiil

Pengertian Isim dan Fiil

Pengertian Isim dan fiil, mungkin menjadi hal yang asing di kalangan masyarakat non pesantren. Apa itu isim ? Apa pula itu fiil? simak artikel berikut sampai habis untuk mengetahui secara dalam mengenai isim dan fiil.

Pengertian Ilmu Nahwu

Ilmu nahwu merupakan salah satu bagian dasar dari ilmu tata bahasa bahasa Arab untuk mengetahui jabatan kata dalam kalimat dan bentuk huruf/harakat terakhir dari suatu kata.

Kalam atau kalimat menurut ilmu nahwu terbagi menjadi 3, yaitu kalimat isim, kalimat fi’il dan kalimat huruf.

Pengertian Isim

Pengertian Isim menunjuk pada kata yang mempunyai makna tanpa ada penempatan waktu. Isim memiliki makna tersendiri. Hal ini berbeda dengan huruf yang tidak memiliki makna kecuali sudah bersanding dengan kalimat  lain. 

Isim tidak bisa bersanding dengan penempatan waktu yang jumlahnya ada 3. Yaitu waktu yang sudah berlalu (zaman madli), waktu yang sedang berlangsung (zaman hal), dan waktu yang akan datang (zaman mustaqbal).


Contoh kalimat isim:- كِتَابٌ / Kitaabun / Buku- زَيْدٌ / Zaidun / Zaid (Nama orang)- بَيْتٌ / Baytun / Rumah- أَنَا / Ana / Saya- هَذَا / Hadza / Ini


Lafadz  Kitaabun memiliki makna sendiri, yaitu artinya sebuah buku. Kita tidak dapat mengatakan “telah buku”, “sedang buku” dan “akan buku”.

Pengertian isim
Gambar : Al-qur’an Indonesia

Ciri-ciri Isim

1. Khofad atau Kasrah atau Jer

Kalimat memiliki I’rab khofad (huruf terakhir dibaca kasrah/jer karena pengaruh amil). Maka kalimat tersebut adalah kalimat isim.

Contoh: مَرَرْتُ بِزَيْد

Artinya, “Aku melewati sebuah masjid”.

Kata masjid dalam lafadz di atas merupakan kalimat isim.

2. Tanwin

Kalimat mempunyai huruf terakhir dibaca tanwin. Baik tanwin fathah, tanwin kasrah atau tanwin dlommah. Maka kalimat tersebut adalah isim.

Contohnya: مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ، رَأَيْتُ مُحَمَّداً، مَرَرْتُ بِمُحَمَّدٍ Lafadz مُحَمَّدٌ

Dalam contoh di atas seluruhnya menggunakan tanwin. Ini menunjukan bahwa lafadz tersebut termasuk kalimat isim.

3. Adanya alif dan lam (ال)

Selain tanwin, apabila suatu kalimat memiliki alif lam (ال) di awalnya, maka kalimat tersebut merupakan kalimat isim. Contoh: – الرَّجُل / ar-Rojuul / Laki-laki- الغُلَام / al-Ghulaam / Anak muda- Dan lain sebagainya.

4. Dimasuki huruf khofadl (huruf yang menjerkan)

Setiap kalimat yang di dahului oleh huruf khofadl, maka kalimat tersebut adalah isim.

Fiil

Berbeda dengan pengertian isim, pengertian kalimat fiil. Fiil adalah kalimat yang menunjuk makna diri sendiri dan dapat digabungkan dengan waktu.

Sebagaimana isim, fi’il pun selalu memiliki makna sendiri. Hal ini berbeda dengan huruf yang tidak memiliki makna kecuali sudah bersanding dengan kalimat  lain. 
Namun fi’il dibarengi dengan penempatan waktu yang jumlahnya ada 3, yaitu waktu yang sudah berlalu (zaman madli), waktu yang sedang berlangsung (zaman hal), dan waktu yang akan datang (zaman mustaqbal).
Jika fi’il menunjukan makna yang sudah berlalu, maka fi’il tersebut dinamakan fi’il madhi. Contohnya:- قَامَ / Qooma / Telah berdiri
Jika fi’il menunjukan makna yang sedang berlangsung atau akan berlangsung, maka fi’il tersebut dinamakan fi’il mudhori. Contohnya:- يَقُوْمُ / Yaquumu / Sedang berdiri / Akan berdiri
Dan jika fi’il yang mutlak menunjukan makna yang belum terjadi dan baru akan dilaksanakan serta berupa perintah, maka fi’il tersebut dinamakan fi’il amar. Contohnya:- قُمْ / Qum! / Berdirilah!

Ciri-ciri Kalimat Fi’il


1. Qad (قَدْ)

قَد  mendahului kalimat maka kalimat tersebut merupakan kalimat fi’il. Contoh:
قَدْ قَامَ زَيْدٌ 

Artinya, “Zaid telah berdiri”.
قَدْ يَقُوْمُ زَيْدٌ Artinya, “Zaid terkadang berdiri”.


2. Sin (س)

س tanfis mendahului kalimat maka kalimat merupakan kalimat fi’il. Contoh:سَيَقُوْمُ زَيْدٌ

Artinya, “Zaid akan berdiri”.


3. Saufa (سوف)

سوف taswif mendahului kalimat maka kalimat tersebut merupakan kalimat fi’il. Contohnya:سَيَقُوْمُ زَيْدٌ

Artinya: “Zaid akan berdiri”.


4. Ta Tanis Sakinah (تاء التأنيث الساكنة)

Ta tanis sakinah adalah ta sukun (تْ) yang selalu menempel pada di ujung fi’il madli. Contoh : قَامَتْ هِنْدٌ

Artinya, “Hindun telah berdiri”.

Huruf

Pengertian huruf adalah kalimat yang menunjukkan terhadap makna di selainnya.

Maksud dari pengertian ini kurang lebih menunjukkan bahwa huruf itu tidak memiliki makna. Huruf dapat menunjukkan makna bila sudah bersanding dengan kalimat lainnya, yakni kalimat isim maupun fi’il.

Contoh : ل ، و، هل، في، ب، ك

Huruf-huruf menunjukkan makna jika bergabung dengan kalimat isim dan fiil. Misal jika kita menemukan huruf ل saja sendirian, kita akan kebingungan untuk tahu maknanya.

Sebagai contoh:الكِتَابُ لِزَيْدٍ

Artinya, “Buku itu milik Zaid”

Makna ل dalam lafadz لِزَيْدٍ mengandung arti “milik”.

كَتَبْنَا لِنَحْفَظَ

Artinya, “Kami menulis agar kami hafal”.

Makna ل dalam lafadz لِنَحْفَظَ mengandung arti “agar”.

العِلْمُ لَكَانَ النَّاسُ كَالبَهَائِمِ

Artinya, “Seandainya tiada berilmu niscaya manusia itu seperti binatang”.

Makna ل dalam lafadz لَكَانَ mengandung arti “niscaya”.

Ciri-ciri Kalimat Huruf

Adapun ciri kalimat huruf adalah tidak adanya ciri isim dan ciri fi’il. Dengan kata lain, ciri kalimat huruf adalah dengan tidak adanya ciri. Ibarat kita ingin mengetahui antara jim (ج), kha (خ), dan ha (ح). Untuk mengetahui jim cirinya ada titik di bawah, untuk mengetahui kho cirinya ada titik di atas, dan untuk mengetahui ha adalah dengan tidak adanya ciri jim maupun kha.

Demikianlah pengertian Isim dan fiil yang bisa kami bahas. Yuk belajar mengaji online bersama Syarihub. Semoga Bermanfaat.