Cara Membaca Ra Tarqiq

Cara Membaca Ra Tarqiq

Cara membaca Ra Tarqiq sangat mudah namun masih banyak yang keliru. Berikut ini cara membaca ra tarqiq beserta penjelasan lebih dalam mengenai huruf ra.

Huruf Ra’

Huruf Ra (ر) merupakan huruf hijaiyah yang kesepuluh. Makhorijul huruf (tempat keluarnya suara) ra pada posisi gusi atas.

Hukum Bacaan Ra

Kita membaca ra dengan 3 cara yaitu ra tarqiq, ra tafkhim dan jawazul wajhain.

Cara Membaca Ra Tarqiq

Kita membaca ra dengan tipis. Syarat ra tarqiq yaitu :

Pertama, ra berharakat kasrah yang berada di awal kata, pertengahan kata atau akhir kata. Ra berada pada kata benda atau kata sifat. Contoh : اَلْقَارِعَةُۙ. Kedua, ra yang bertemu dengan ya sukun ( ْي)  Contoh: غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ.

Ra’ Tafkhim

Tafkhim merupakan cara membaca ra dengan tebal sampai memenuhi mulut. Kita dapat membaca ra tafkhim dengan syarat :

Pertama, huruf ra berharakat dhommah atau dhommah tanwin. Contoh : الْكٰفِرُوْنَۙ – لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ. Kedua, huruf ra bertemu sukun atau sukun karena waqaf bertemu dengan huruf berharakat fathah atau dhammah. Contoh: وَالْفَجْرِۙ – وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ. Ketiga, huruf ra bertemu sukun karena waqaf bertemu huruf sukun. Namun, sebelumnya bertemu huruf yang berharakat fathah atau dhammah. Contoh: وَالْفَجْرِۙ – وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ.

Jawazul Wajhain

Cara membaca ra Jawazul Wajhain berbeda dengan cara membaca ra tarqiq maupun tafkhim. Jawazul Wajhain mempunyai arti secara etimologi yaitu bermuka dua. Kita bisa membaca Ra ini dengan tipis maupun tebal. Jawazul Wajhain mempunyai syarat sebagai berikut :

1.Huruf yang berharakat kasrah mendahului Ra’ sukun dan sesudahnya ada huruf isti’la berharakat kasrah.

2.Huruf Ra mendahului Huruf ي yang dihilangkan.

Contoh Ra Jawazul Wajhain Kategori ini berlaku pada:

a.Kata (وَنُذُرِ) yang terdapat di suarat Al-Qamar ayat 16, 18, 21, 30, 37, dan 39.

b.Kata (يَسْرِ) di Al-Fajr ayat 4.

c.Kata (فَأَسْرِ) di surat Hud: 81, Al-Hijr: 65, dan Ad-Dukhan: 23.

d.Kata (أَسْرِ) di surat Taha: 77 dan Asy-Syuara’: 52.

3.Huruf yang berharakat mendahului Ra’ sukun dan sesudahnya terdapat huruf isti’la sukun atau kasrah.Contoh Ra Jawazul Wajhain kategori ini adalah:

a. Kata (مِصْرَ) di Yusuf ayat 21 dan 99,

b. Kata (بِمِصْرَ) pada Az-Zukhruf ayat 51 dan Yunus ayat 87,

c. Kata (الْقِطْرِ) di Saba’ ayat 12.

Hukum ra’ ketika washal pada kalimat diatas

kata (مِصْرَ) lebih utama dibaca tafkhim dan kata (الْقِطْرِ) lebih utama dibaca tarqiq berdasarkan

Huruf ra’ pada kata-kata di atas ketika waqaf boleh dibaca tafkhim atau tarqiq.

Adapun penyebab boleh tafkhim dan tarqiq adalah yang membacanya dengan tarqiq untuk mengisyaratkan adanya huruf Ya’ yang dibuang dan yang membacanya dengan tafkhim karena berdasarkan kaidah dasar hukum ra’.

Adapun hukum yang lebih utama adalah tafkhim karena sesuai dengan kaidah ra’ dan secara rasm utsmani tidak huruf Ya’nya.

Contoh Lainnya

1.   Ra Tafkhim/tebal

a.   Apabila ro’berharakat fathah atau fathah tanwin

وَامْرَأَتُهُ – فَرَّتْ مِنْ قَسْوَرَةٍ – نَارًا ذَاتَ      

b. Apabila ro’berharakat dhommah atau dhommah tanwin

وَرُسُلِهِ – وَأَسِرُّوا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوا بِهِ – نَارٌ حَامِيَةٌ      

c. Apabila ro’sukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah

وَأَرْسَلَ – كِتَابٌ مَرْقُومٌ

d.      Apabila ro’sukun dan huruf sebelumnya berharakat dhommah

وَمَا أُرْسِلُوا – وَالْمُرْسَلَاتِ عُرْفًا

e. Ketika kita menemukan ro’ sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah aridhah (kasrah bukan asli yaitu kasrah yang terdapat pada hamzah washal sehingga hamzah itu tidak terbaca).

اِرْجِعِي – وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى

f.      Apabila kita menemukan Ro’ sukun karena waqaf dan huruf sebelumnya berharakat fathah.

وَخَسَفَ الْقَمَرُ۞ – وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ۞ – كَلَّا لَا وَزَرَ۞

g.      Ro’ sukun karena diwaqafkan dan huruf sebelumnya berharakat dhommah

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ۞

h.      Ro’ sukun karena diwaqafkan dan sebelumnya huruf mati selain ya’ yang sebelumnya ada fathah

وَالْعَصْرِ۞ – وَالْفَجْرِ۞ – وَلَيَالٍ عَشْرٍ۞

i.    Saat kita menemukan Ro’ sukun karena waqaf dan sebelumnya huruf mati selain ya’ yang sebelumnya ada dhommah.

إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ۞ – وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ۞ – مِنْ فُطُورٍ۞

j.     Apabila ada ro’ sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah dan huruf sesudahnya adalah huruf isti’la (خ ص ض ط ظ غ ق) yang tidak berharakat kasrah

إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا – وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتَابًا فِي قِرْطَاسٍ

k.      Ro’ sukun karena waqaf dan sebelumnya ada huruf isti’la mati.

مِنْ مِّصْرَ۞ – عَيْنَ الْقِطْرِ۞

NB: Imam Al-Jazari mentafkhimkan (مِنْ مِّصْرَ) dan mentarqiqan (عَيْنَ الْقِطْرِ).

2.     Ra Tarqiq/tipis

a.      Apabila ro’ berharokat kasroh atau kasroh tanwin

وَطُورِ سِينِينَ – مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ

b.      Ro’ sukun dan sebelumnya huruf yang berharokat kasrah dan sesudahnya bukan huruf isti’la

وَفِرْعَوْنَ – فِيْ مِرْيَةٍ

c.      Ro’ sukun karena diwaqafkan dan huruf sebelumnya berharakat kasroh

إِنَّهُ عَلَى رَجْعِهِ لَقَادِرٌ۞ – يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ۞


d.      Ro’ sukun karena diwaqafkan dan sebelumnya huruf mati selain ya’ yang sebelumnya ada kasroh

لِذِي حِجْرٍ۞ – سِـحْـرٌ۞

e.      Ro’ sukun karena diwaqofkan dan huruf sebelumnya ya’ sukun

وَأَجْرٌ كَبِيرٌ۞ – خَيْرٌ۞

3. Jawazul Wajhain

Kita boleh membaca ro’ ini dengan tafkhim atau tarqiq. Ro’ sukun sebelumnya kasroh dan sesudahnya huruf isti’la berharokat kasroh

مِنْ عِرْضِهِ – بِحِرْصٍ

Cara membaca ra tarqiq
Gambar : google

Sekian ilmu yang dapat saya bagikan. Semoga dapat memberi manfaat kepada anda semua. Namun, bagi anda yang masih belum bisa memahami cara membaca ra’ tarqiq atau ilmu tajwid lainnya. Tenang !!! Syarihub menyediakan layanan belajar mengaji online untuk anak-anak hingga dewasa. Metode dalam belajar Al-qur’an antara lain metode Ummi, metode Iqro’, metode Wafa dan metode Tilawah. Oleh karena itu, ayo segera daftar sobat.

SyariHub mempunyai guru mengaji yang merupakan lulusan pesantren dan bersertifikasi loh sobat. Belajar mengaji online tentunya lebih menyenangkan.