Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hukum bacaan mad secara garis besar terbagi 2, yaitu mad thabi’i (mad asli) dan mad far’i. Mad wajib muttasil merupakan salah satu mad yang termasuk ke dalam mad far’i. Berikut ini penjelasan lebih lanjut terkait pengertian, ketentuan serta contohnya. Yuk, simak baik-baik.
Pengertian Mad Wajib Muttasil
Secara bahasa, ‘mad’ berarti panjang, ‘wajib’ artinya harus, dan ‘muttashil’ ( مُتَّصِل ) bermakna bersambung. Secara ilmu tajwid, hukum bacaan mad wajib muttashil adalah suatu hukum bacaan yang terjadi apabila salah satu huruf mad (mad thabi’i) bertemu dengan hamzah (ء) dalam satu kata atau bersambung.
Huruf-huruf mad antara lain sebagai berikut:
- Huruf hijaiyah berharakat fathah bertemu alif (ا),
- Huruf hijaiyah berharakat kasrah bertemu ya sukun (يْ),
- dan huruf hijaiyah berharakat dhammah bertemu wau sukun (وْ).
Ketentuan Mad Wajib Muttasil
Hukum bacaan ini terjadi apabila terdapat salah satu huruf mad yang bertemu dengan hamzah yang ada pada satu kalimat. Cara membacanya adalah panjang 5 harakat ketika washal, boleh 6 harakat ketika waqaf.
Untuk mengetahui lebih lanjut, lebih baik perhatikan contoh-contohnya dalam Alquran.
Contoh dalam Alquran
Berikut ini merupakan beberapa contoh hukum bacaan mad wajib muttashil dalam Alquran.
1. Mad wajib muttashil dalam surah Al-Maidah ayat 29
اِنِّيْٓ اُرِيْدُ اَنْ تَبُوْۤاَ بِاِثْمِيْ وَاِثْمِكَ فَتَكُوْنَ مِنْ اَصْحٰبِ النَّارِۚ وَذٰلِكَ جَزَاۤؤُا الظّٰلِمِيْنَۚ
Artinya: “‘Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka; dan itulah balasan bagi orang yang zalim.’”
2. Potongan surah Yunus ayat 5
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ
Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). … “
3. Surah Al-Hijr ayat 7
لَوْمَا تَأْتِيْنَا بِالْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ
Artinya: “‘Mengapa engkau tidak mendatangkan malaikat kepada kami, jika engkau termasuk orang yang benar?‘”
4. Surah Al-Fajr ayat 23
وَجِايْۤءَ يَوْمَىِٕذٍۢ بِجَهَنَّمَۙ يَوْمَىِٕذٍ يَّتَذَكَّرُ الْاِنْسَانُ وَاَنّٰى لَهُ الذِّكْرٰىۗ
Artinya: “dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam; pada hari itu sadarlah manusia, tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu.”
5. Surah Ad-Dhuha ayat 8
وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ
Artinya: “dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.”
Setelah melihat penjelasan dan contoh di atas, apakah kalian lebih memahami salah satu jenis mad far’i ini? Selain contoh-contoh di atas, kalian juga dapat menemukan hukum bacaan ini di ayat lainnya.
Mempelajari ilmu tajwid sangat penting untuk dilakukan karena membantu kita dalam membaca Alquran dengan tartil. Tartil, menurut Ali bin Abi Thalib, yaitu tajwid atau membaguskan bacaan Alquran.
Dalam mempelajari ilmu tajwid, kita bisa mempelajarinya lewat buku, ustaz/ustazah secara langsung, atau bahkan mengikuti kursus belajar mengaji online. Selain itu, bisa juga menggunakan media/metode lainnya yang bisa kita pilih sesuai kebutuhan dan keinginan kita.