Artikel Terbaru

3 Dahsyatnya Keutamaan dan Manfaat Surat Al-Furqan

Surat Al-Furqan adalah salah satu surat Makkiyyah yang terdiri dari 77 ayat. Surat ini dinamakan Al-Furqan karena diambil dari kata Al-Furqan yang terdapat pada ayat pertama. Adapun makna dari kata Al-Furqan ini adalah pembeda. Disini Al-Quran disebut sebagai pembeda antara yang haq dan yang batil. Surat Al-Furqan ini merangkum beberapa pokok bahasan utama, yaitu masalah keimanan, masalah hukum-hukum, kisah-kisah, dan

5 Keutamaan Membaca Surat Ar-Rahman

Setiap surat yang terdapat dalam Al-Qur’an tentu memiliki keutamaan yang membuat hati menjadi lebih tenang sekaligus memperkuat iman. Termasuk, membaca surat Ar-Rahman yang terdiri dari 78 ayat dan berisi pemberitahuan tentang nikmat Allah yang mengagumkan. Bahkan, salah satu penggalan ayat dari surat ini, ada yang diulang hingga 31 kali karena memiliki makna yang sangat hebat. Ayat tersebut berbunyi : “Fa

Al-Qur’an, Obat Penenang Hati

Al-Qur’an merupakan kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi umat Muslim. Selain itu, di dalam surat dan ayat Al-Qur’an juga terkandung penawar dan obat penenang hati, sebagaimana firman Allah berikut. “Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang

5 Keistimewaan Membaca Ayat Seribu Dinar

Banyak sekali ayat-ayat dalam Al Quran yang memiliki banyak keutamaan. Diantaranya adalah ayat seribu dinar. Sebenarnya, ayat seribu dinar ini adalah bagian akhir ayat 2 dan seluruh ayat 3 dalam surat Ath- Thalaq. Lalu, mengapa dinamakan ayat seribu dinar? Nah, dinamakan ayat seribu dinar adalah karena khasiat ayatnya yang konon jika dibaca akan memudahkan kita dalam mencari rizki. Bunyi ayat ini

4 Janji Allah dalam Al-Qur’an, Apa Saja?

Ada kalanya kita merasa bersusah hati atau kita dihadapkan pada 2 pilihan atau lebih dalam menentukan langkah kehidupan kita. Pada saat itu, sebenarnya kita sedang diuji oleh Allah. Namun, banyak yang lupa bahwa sejatinya ujian tersebut merupakan ladang bagi kita untuk belajar dan beramal, bahkan Allah memberikan beberapa janji pada manusia. Sebagaimana firman Allah dalam ayat berikut. “Apakah manusia mengira

Keutamaan dan Cara Membaca Al-Qur’an Dengan Tartil

Sebagai umat islam, kita diperintahkan untuk membaca, mempelajari, mengamalkan serta mengajarkan Al-Quran, sebagai kitab terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt dan masih terjaga isinya hingga sekarang. Salah satu adabnya adalah membaca Al-Qur’an dengan tartil, sebagaimana firman Allah SWT. “Dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil.” (QS. Al-Muzzammil : 4). Sebenarnya ada 4 tingkatan membaca Al-Qur’an yaitu tahqiq, tartil, tadwir dan hadr.

Fakta-fakta Ilmiah dalam Al Qur’an

Allah telah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk untuk umat manusia. Keindahan bahasa Al-Qur’an yang tak tertandingi dan hikmah yang agungnya membuktikan bahwa Al-Qur’an murni firman dari Allah. Al-Qur`an bukanlah sebuah kitab ilmu pengetahuan, tetapi di dalam sejumlah ayatnya terdapat banyak fakta ilmiah yang dinyatakan sangat ringkas dan mendalam, yang baru ditemukan dengan menggunakan kemajuan teknologi. Berikut ini kebenaran ilmiah yang telah

Adab-Adab Ketika Membaca Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai petunjuk jalan yang lurus lagi benar dapat membimbing umat manusia dalam menempuh perjalanan hidupnya agar selamat, hidup bahagia dunia dan akhirat. Tidak ada ilmu di dunia ini yang lebih utama dipelajari oleh umat muslim yang melebihi keutamaannya mempelajari Al-Qur’an. Sabda Nabi Muhammad SAW : “sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari). Ketika membaca Al-Qur’an,

Fadhilah Membaca Surat Al-Waqi’ah Setiap Hari

Surat Al-Waaqi’ah merupakan surat ke-56 dalam Al-Qur’an yang tergolong sebagai surat Makkiyah. Surat 96 ayat ini dinamakan Surat Al-Waaqi’ah karena sesuai dengan ayat pertamanya yaitu Al-Waaqi’ah yang berarti hari kiamat. Surat Al-Waaqi’ah ini berisi gambaran tentang huru-hara yang terjadi pada hari kiamat dan 3 golongan manusia pada yaumul Hisab. 3 golongan manusia tersebut yaitu golongan yang menjalankan kebaikan (As-Shabiqun), golongan

PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG TAKWIL AYAT KHUDZ AL-AFWA WA U’MUR BI AL-‘URFI WA A’RIDH ‘AN AL-JAHILIN (QS. AL-A’RAF: 199)

Dari Abdullah ibn Zubair r.a., “Ayat ‘Maafkanlah, dan perintahkan kebaikan ‘, diturunkan berkenaan dengan akhlak manusia.” Dalam at-Tafsir al-Kabir, Ar-Razi berkata, “Khudz al-Afwa wa u’Mur bi al- ‘urfi wa A’ridh’an al-Jahilin (QS. Al-A’rdf: 199). Ketahuilah, sesungguhnya Allah, setelah menjelaskan pada ayat sebelumnya bahwa Allah adalah Pelindung dan berhala-berhala serta para penyembahnya tidak akan mampu membahayakan dan menyakiti, menjelaskan pada ayat ini tentang cara yang baik dan jalan yang lurus dalam bergaul dengan orang lain. Allah berfirman, ‘Maafkanlah, perintahkanlah akan kebaikan.’ Pakar bahasa mengatakan bahwa kata al-afwu berarti anugerah yang diberikan tanpa usaha’.”

Jika Anda sudah mengetahui hal ini, aku katakan bahwa hakhak manusia adakalanya boleh disikapi secara toleran dan dipermudah, adakalanya tidak boleh disikapi demikian.

Yang pertama, hak-hak manusia yang boleh disikapi secara toleran dan dipermudah adalah hak-hak yang berhubungan dengan harta. Termasuk juga dalam berakhlak yang baik dengan manusia. Ini masuk dalam khudz al:afwa (Maafkanlah). Tidak boleh bersikap keras dan mempersulit, sebagaimana firman Allah, “, Jika engkau kasar dan keras hati, maka mereka akan meninggalkanmu.” (QS. Ali Imran: 159)

Adapun yang kedua adalah perkara yang tidak boleh ditoleran dan dipermudah. Ketetapannya adalah keharusan memerintahkan kebaikan (al-ma’ruf) . Al-ma’ruf adalah sesuatu yang diketahui harus dilakukan. Melakukannya lebih baik daripada tidak melakukan. Dalam hal ini, jika hanya ditekankan untuk memaafkan dan tidak diperintahkan untuk melakukan kebaikan, maka tidak akan mencapai tujuan yang diirrginkan. Ketidakseimbangan ini akan menyebabkan perubahan agama dan pengkaburan kebenaran. Dan ini jelas tidak diperbolehkan.

Kemudian, jika seseorang mulai melangkah untuk memerintahkan kebaikan dan melarangkemungkaran, orang-orang bodoh pasti akan menghalangi dan menyakitinya. Inilah alasan mengapa Allah berfirman, “Dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”

Jika Anda sudah mengetahui penjelasan di atas, maka Anda akan menemukan bahwa ayat di atas mengandung ajaran tentang akhlakakhlak mulia yang berhubungan dengan pergaulan antar manusia. Ikrimah berkata, “Ketika ayat ini turun, Rasulullah bertanya,’Wahai Jibril, apa ini?’Jibril menjawab, ‘Wahai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu (dengan ayat itu) berpesan agar engkau menjalin hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberi orang yang tidak memberi kepadamu dan memaafkan orang yang zalim kepadamu’.”

Menurut para ulama, tafsir Jibril ini sesuai dengan ayat di atas. Jika Anda menjalin hubungan dengan orang yang memutus hubungan denganmu, maka berarti Anda telah memaafkan dia. Jika Anda memberi sesuatu kepada orang yang tidak memberimu, berarti Anda telah melakukan kebaikan (al-ma’ruf). Jika Anda memaafkan orang yang telah menzalimi Anda, berarti Anda telah berpaling dari orang-orang bodoh.

Jakfar Shadiq r.a. berkata, “Ayat ini adalah ayat yang paling komplit mencakup akhlak-akhlak mulia.”

Ibnu Katsir, setelah menuturkan banyak pendapat orang-orang salaf, berkata, “Sebagian ulama berkata, ‘Model manusia ada dua:

Manusia yang baik dan manusia yang jahat. Dari manusia yang baik, terimalah kebaikannya dan jangan memaksa di luar kemampuannya dan mempersulitnya. Adapun manusia yang jahat, maka perintahkanlah untuk berbuat baik. Jika dia tetap berbuat sesat dan kebodohan, maka berpalinglah darinya. Semoga yang demikian itu akan menolak kejahatannya, sebagaimana firman Allah, ‘Tolaklah hejahatan itu dengan sesuatu yang lebih baih. Kami mengetahui tentang apa yang mereka katakan. Katakanlah, ‘Wahai Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari godaan setan-setan. Aku berlindung kepada-Mu dari kehadiran mereka kepadaku‘. (QS. Al-Mu’minun: 96-98)

Al-Qurthubi berkata, ” Ayat’ Maafkanlah, perintahkanlah akan kebaikan dan berpalinglah dari orang-orang bodoh.'(QS. Al-a’raf: 199) terdiri dari tiga pesan yang meliputi semua kaidah-kaidah syariat dalam berbagai perintah dan larangan. Pesan maafkanlah (khudz al afwa) di dalamnya mengandung pesan untuk menjalin hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan, memaafkan orang yang bersalah, menyayangi orang-orang mukmin dan lain-la in. P esan p erintahkanlah ahan kebaikan (wa’mur bi al-ma’ruf) mengandung pesan silaturahmi, takwa kepada Allah dalam kehalalan dan keharaman, menjaga pandangan dan bersiap-siap untuk akhirat.

Pesan berpalinglah dari orang-orang bodoh (wa a’ridh ‘an aljahilin) mengandung pesan untuk selalu berhubungan erat dengan ilmu, berpaling dari orang-orangzalim, menghindarkan diri dari gosipgosip orang yang bodoh dan lain-lain.”

Al-Qasimi, dalam Mahasinu at-Ta’wil, berkata, “Pesan maafkanlah (khudz al-afwa) dimaksudkan untuk diterapkan dalam kondisi jika Anda marah dianggap wajar. Ini dilakukan agar nasehat lebih bisa diterima. Wa u’mur bi al’urfi adalah berbuat baik yang membuat orang lain mudah menerimanya. Dan wa a’ridh’an al-jd.hiltn adalah berpaling dari orang-orang yang selalu dalam kebodohannya. Jangan Anda memperlakukan orang-orang seperti ini dengan sikap yang sama dengan sikap mereka. Hadapilah dengan sabar dan jangan hiraukan perbuatan mereka yang menyakiti Anda.

Perbanyaklah upaya memahami al-Qur’an dan Sunnah, karena seluruh isinya adalah kebaikan. Dengan keduanya, Anda akan mendapatkan cahaya yang menerangi jalan dan tingkah laku Anda. Berapa banyak hadis yang menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi oleh kaum muslimin! Berapa banyak ayat yang mencegah bahaya besar dari Anda, bahkan dari kaum muslimin! Berapa banyak hadis yang jika Anda jadikan pegangan hidup, dia akan menyebabkan cinta Sang Pencipta dan cinta manusia. Berapa banyak ayatyang Anda baca, kemudian mendorong hati Anda untuk melakukan berbagai kebajikan! Mahabenar Allah yang berfirman, ”

“Allah memberi hikmah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Tidak ada yang mengambil pelajaran kecuali orang-orarug yang berakal.” (QS. Al’Baqarah: 269)

Benar, apa yang disabdakan oleh Rasulullah s.a.w., “Barangsiapa diinginkan oleh Allah akan kebaikannya, maka Allah akan memberikannya kepahaman dalam agama.” (HR. Bukhari)

Allah berfirman, “Allah akan mengangkat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11) Nabi s.a.w. bersabda, “Dikatakan kepada para pembaca al-Qur’an pada hari Kiamat,’Bacalah dengan tartil dan naik’ lah, seperti engkau membacanya dengan tartil di dunia. Sesungguhnya derajat mu berada pada akhir ayat yang engkau baca. ” (HR. Abu Daud)

Sumber : Fikh Akhlak; Mustafa Al-Adawy

Penulis : Arjun Aksan